Napak Tilas di Jerusalem

Senin, 28 Maret 2011


KOMPAS/AGNES SWETTA PANDIA Tempat Yesus lahir, 2000 tahun lalu.
Menjelang Paskah tahun ini yang jatuh pada 22 April, jumlah wisatawan dari berbagai belahan dunia yang ingin melakukan perjalanan ziarah ke Jerusalem terus meningkat.
Masih ”satu paket” dalam rangkaian perjalanan ini adalah kunjungan ke Petra di Jordania dan Jericho di Palestina.
”Menjelang Paskah dan Natal, jumlah orang begitu berjubel sehingga menyulitkan untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain, bukan hanya ketika berjalan kaki, tetapi juga saat naik bus rombongan,” ujar pemandu wisata di Israel, Sakher Rizkallah (43).
Lokasi yang selama ini menjadi tujuan antara lain Jericho, Bethlehem, Jerusalem, Danau Galilea, Taman Getsemani, Padang Gembala, Tembok Ratapan, hingga Laut Mati yang merupakan tempat terendah di dunia, yakni -400 meter.
Peziarah ke Jerusalem rata-rata melewatkan waktu 8-10 hari. Peziarah bisa melihat secara langsung semua tempat sejak era kelahiran Yesus hingga naik ke surga.

Air Terjun Bantimurung dan Kupu-kupu


KOMPAS IMAGES/NI LUH MADE PERTIWI F Kawasan bermain air di Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan.
 Seharusnya air tampak bening dan arus tenang. Di kala hujan terus menerus dan cuaca tak menentu, air terjun Bantimurung tampak keruh. Tumpahan air terjun mengalir deras hingga jauh. Di saat cuaca bersahabat, warung-warung ikan bakar akan merajai tepi aliran air terjun.
Namun, hal tersebut tak menyurutkan anak-anak untuk berenang dengan riang. Di kawasan tersebut memang tersedia bagian kolam renang untuk anak-anak. Bahkan, lengkap dengan perosotan air. Uniknya air kolam tersebut berasal dari air terjun. Orang dewasa memang biasa berenang langsung di aliran air terjun. Nah, si kecil pun tak mau kalah. Ia bisa tetap bisa bermain air namun di tempat yang lebih aman.
Taman Nasional Air Terjun Bantimurung yang terletak di Makassar, Sulawesi Selatan ini masih menjadi favorit para wisatawan lokal maupun domestik. Hanya perlu sejam perjalanan dari bandara, Anda sekeluarga akan menemukan kawasan rindang penuh pepohonan. Udara sejuk dan desiran air terjun membuat ingin berlama-lama di tempat ini. Apalagi sambil mengelar tikar dan piknik bersama keluarga. Suasana pun makin seru.
Tak hanya, air terjun Bantimurung juga terkenal dengan kupu-kupu. Jangan heran saat memasuki kawasan ini penuh pedagang cenderamata yang terbuat dari kupu-kupu diawetkan. Karena itu datanglah ke air terjun Bantimurung pada bulan Mei. Pada saat ini, kupu-kupu banyak bermunculan. Anak-anak pun tak sekadar bermain air, namun juga belajar mengenai kupu-kupu. Jika ingin wisata edukasi tentang kupu-kupu, datangi saja Museum Kupu-Kupu yang berada di kawasan yang sama.
Untuk mencapai air terjun Bantimurung, Anda harus melewati Jl. Perintis Kemerdekaan ke arah Kabupaten Maros. Nah, jangan lupa untuk membeli Roti Maros di perjalanan. Roti Maros merupakan roti khas daerah Maros. Penampakannya sangat sederhana, seperti roti biasa. Ciri khas roti ini adalah isian srikaya. Rasanya yang legit pasti disukai anak-anak.

Makau, Kota atas Nama Tuhan

Sabtu, 19 Maret 2011

Bagi saya, Makau tak hanya kota dengan sejuta kasino, tapi sekaligus tempatnya kumpulan rumah ibadah yang mengagumkan bagi umat Nasrani. Banyak sekali gereja Katolik di sini. Karena ketika 
Portugal pertama kali tiba di tepi pantai China pada tahun 1557, Makau memang dibuat sebagai salah satu benteng Nasrani di Asia sekaligus tempat perdagangan dan dihormati sebagai “Kota atas Nama Tuhan, Makau”. Maka tak heran jika banyak kapel dan gereja berdiri di kota kecil ini. Terhitung 9 kapel dan 7 gereja besar plus 1 yang nggak boleh ketinggalan, yaitu Ruins of St Paul’s Church.
Ruins of St. Paul’s Church Gereja ini dibangun tahun 1602, bersebelahan dengan Jesuit College of St. Paul’s, universitas Barat pertama di Asia. Universitas modern ini sendiri merupakan tempat belajarnya misionaris sebelum mereka bertugas di Ming Court di Beijing sebagai ahli astronomi dan ahli matematika.
Namun, kebakaran hebat pada tahun 1835 menghanguskan seluruh bangunan kecuali bagian depan gereja yang kini seolah menjadi gerbang masuk dan simbol kota Makau. Arsitektur bergaya campuran Renaissance Eropa dan Asia ini kini menjadi sorotan utama para wisatawan jika ke Makau. Apalagi, sadarnya pemerintah akan potensi wisata ini, lantas di area ini sering kali diadakan pertunjukkan musik lengkap dengan pencahayaan yang optimal, gratis bagi semua kalangan, baik warga sekitar maupun para pelancong seperti kita kita.
Pengalamanku dan Sophia Waktu yang tersisa bagi kami di Makau masih 7 jam. Maka tanpa membuang waktu, kami langsung mencari jalan menuju ke Ruins of St. Paul’s Church. Ternyata Makau memang benar-benar bisa dijangkau semuanya dengan jalan kaki. Gambar di peta yang nampak jauh ternyata hanya kami tempuh tak lebih dari 15 menit jalan kaki dari tempat kami makan yang tak jauh dari penginapan.
Rutenya, kami harus menemukan suatu wilayah yang disebut Senando Square, lalu ikuti saja jalanan yang kecil tersebut, agak menanjak sedikit, tapi tak akan membuat Anda lelah, karena pemandangan bangunan di kanan dan kiri jalan tampak sangat menawan.
Saat kami ke sana hampir semua bangunan itu masih tutup, karena ternyata rata rata mereka baru membuka toko pada pukul 11 dimana dipastikan para turis yang telah lelah seharian bermain kasino sudah terbangun untuk melihat keindahan sisa bangunan gereja St. Paul ini. So, kami pun tak mau kehilangan kesempatan berfoto narsis di jalanan yang indah ini.
Nah, tak lelah sama sekali, ternyata kami sudah sampai di depan anak tangga menuju Gereja St Paul. Wow, decak kagum langsung menyelimuti dada saya. Terbayang betapa indahnya jika bangunan itu masih lengkap dengan altar dan Misa Kudus di dalamnya. Megah sekali meski hanya sekadar bagian depan.

Iga Bakar Maknyusss, Empuk Banget...!

Iga Bakar … Hm,.. mendengar namanya sudah terbayang kelezatannya. Berhubung sekarang saya tinggal di Purwokerto, sebuah kota damai di Jawa Tengah, yaaa … akhirnya berjumpa dengan teman yang ternyata baru saja buka warung makan berjudul Iga Bakar Maknyusss … Hebatnya, kawan- kawan baru saya ini sebetulnya adalah para pengusaha muda Purwokerto yang aslinya memiliki latar belakang nol soal kuliner. Tapi,…. pada hari ke 7 pembukaan warung, saya mampir dan sangat terkejut!!! Apa pasal??? Warungnya rameeeee buanget!!!
Keunggulan Iga Bakar Maknyusss
Melihat warung yang ramai sekali bahkan beberapa orang terlihat mengantre, jiwa kuliner saya pun semakin menggebu tak sabar untuk segera mencari tahu, “Apa sih yang membuat warung ini ramai?”. Dan akhirnya kutemukan beberapa alasannya.
Soal Rasa.
Bumbu yang diracik sendiri oleh Bunda Ika (salah satu pemilik warung ini) memiliki selera yang Purwokerto sekali, yaitu manis namun ada selingan panas dan gurih rempah. Ya,… Jawa Tengah memang lidahnya condong ke manis, namun di Purwokerto, manis tak melulu harus manis mutlak, melainkan harus ada gurihnya. Hal ini pulalah yang membuat lidah warga Purwokerto terasa lebih cocok pada Bumbu Iga Bunda Ika daripada beberapa resto Iga lainnya disini yang cenderung hanya manis yang ditonjolkan.
Seperti yang disebutkan salah seorang pelanggan, Reni, yang ternyata sudah 3 kali kemari (padahal warung baru buka 7 hari),  “Iganya empuk banget, nih lihat diiris pakai sendok aja sudah rontok dagingnya. Terus terutama bumbunya, manisnya itu pas, nggak bikin neg. Ini baru seleranya Purwokerto, manis tapi ada gurihnya”. Tampaknya Reni memang tak berbohong, karena saya perhatikan, ia menggunakan kawat gigi dan tampaknya sama sekali tidak ribet ketika menyantap iga yang biasanya identik dengan alot atau keras.
Begitu saya coba … wow iya, dagingnya memang super empuk. Bahkan menurut saya ini terlalu empuk untuk disebut Iga. Memotong dagingnya, sungguh tak perlu menggunakan pisau. Ketika saya tanya, Bunda Ika menjawab, “Ngga ada rahasia sih ya. Cuma Iga kita pilih daging yang terbaik dan dipresto selama 1 jam. Kalau soal bumbu, yaaaa ini resep sehari hari dirumah yang mana kan saya dan suami kan asli Purwokerto, jadi ya mungkin seleranya kebetulan sama dengan warga Purwokerto lainnya”.
Ya,… jika Anda ingin merasakan Iga Bakar Purwokerto, mungkin anda mesti mampir kesini. Karena rasa yang ditawarkan memang otentik resep keluarga yang jauh berbeda dengan rasa bumbu di tempat lain.
Harga Murah!!!
Kehebohan lain yang membuat warung ini ramai banget, menurut saya selain rasa yang pas dan daging yang empuk, juga karena harga yang murah. Bayangkan dengan Rp 10.000 kita sudah bisa menikmati Iga bakar lengkap dengan nasi putihnya. Jika mau daging yang lebih besar dikit 150 gram, kita pun cukup membayar Rp 15.000, itu sudah termasuk nasi putih!!! Wow,… luar biasa kan?
“Kebetulan kita memang pedagang daging sapi. Jadi selain bisa memilih daging yang terbaik juga harganya jatuhnya bisa dijual lebih murah dari tempat lain," begitulah sebut Mas Joko, suami Bunda Ika yang luar biasa pekerja keras. Pagi sampai malam berjualan Iga dan subuhnya sudah di pasar untuk jualan daging sapi.

Danau Batur Siap Jadi Geopark


WWW.BUDPAR.GO.IDDanau Batur di Kintamani, Bangli, Bali.

Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengusulkan Danau Batur dan Pacitan ke Unesco sebagai geopark. Jika lolos, maka kedua kawasan tersebut menjadigeopark pertama yang diakui Unesco di Indonesia.
"Batur dan Pacitan sudah diajukan di September 2010 ke Unesco. Minta dukungan dan doa supaya bisa lolos," kata Direktur Produk Pariwisata Kemenbudpar, Acyaruddin kepada Kompas.com, Kamis (17/3/2011).
Jika dokumen yang diajukan lolos, maka tim dari Unesco datang ke kedua lokasi tersebut untuk melakukan penilaian pada bulan Juni atau Juli 2011. Sementara itu, apabila lolos maka pengumuman akan dilakukan pada September 2011. Ia menuturkan geopark merupakan branding baru konservasi.
Acyaruddin menuturkan geopark merupakan sebuah kawasan yang menampilkan proses pembentukan geologi bumi. Ia menjelaskan proses tersebut bisa jadi karena pengikisan laut, pergeseran lempeng bumi, retakan bumi, dan sebagainya. Salah satu cara untuk menentukan suatu geopark adalah dari batu yang ada di lokasi.
"Bentuk batu, kemiringan batu, fosil batu, dan lainnya. Sehingga bisa terlihat kapan dan bagaimana terjadinya. Seperti di Batur, bentuknya aneh-aneh sekali," katanya.
Geopark bisa menjadi suatu bentuk penghargaan manusia kepada proses pembentukan bumi. Namun tak hanya dari segi geologi, menurut Acyaruddin geopark penting karena menyangkut pada konservasi alam maupun manusia.
"Kalau ada pemukiman, masyarakat diminta aktif dan dididik untuk memanfaatkan geopark, jadi bukannya mereka malah digusur. Perkampungan tradisional harus dikonservasi. Community based development harus dijalankan," katanya.
Ia menambahkan agar masyarakat mau mengembangkan kawasan geopark maka harus ada rasa memiliki. Karena itu, lanjutnya, perlu ada penyuluhan terus menerus ke masyarakat.
"Harus penyuluhan supaya masyarakat paham apa manfaatnya dan apa yang akan mereka dapat dari sisi, dari segi ekonomi bagaimana," jelasnya. Sehingga, jika terjadi konservasi maka pada akhirnya dapat menunjang ekonomi masyarakat.
"Masyarakat dunia lagi gandrung ke tempat-tempat yang masyarakat dan alamnya dilindungi. Kalau destinasi peduli pada konservasi alam dan masyarakat, turis akan datang," katanya.
Karena itu, tambahnya, desa di geopark perlu ditata dan masyarajat diberdayakan untuk bekerja di etalase geopark ataupun memproduksi sesuatu untuk wisatawan.
Ia mengatakan bisa juga dengan seni budaya yang dimiliki masyarakat setempat akan menjadi nilai jual. Sehingga masyarakat itu sendiri bisa menjadi daya tarik wisata.
Etalase geopark merupakan suatu lokasi untuk menginformasikan geopark di destinasi wisata tersebut. Rencananya, etalase geopark Danau Batur adalah Desa Panelokan. Sedangkan Pantai Teleng Ria direncanakan sebagai etalase Pacitan
.

Kepiting Cak Gundul

Jumat, 04 Maret 2011


YUDI/DOYANMAKAN.COM Kepiting Cak Gundul 1992.
 Namanya Cak Gundul, lucu banget ya namanya, jadi inget lagu Gundul-Gundul Pacul he-he... Tapi yang satu ini bukan lagu, melainkan restoran seafood yang terletak di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kepiting Cak Gundul sudah lumayan terkenal, tapi baru kali saya sempat mampir kesini. Buat para penggemar kepiting pasti sudah banyak yang tau tentang Cak Gundul ini. Nah bagi yang belum pernah mencobanya, silahkan datang ke sini.Gampang kok mencari Kepiting Cak Gundul, dari lampu merah seberang mal Kelapa Gading  terus saja, sampai melewati Seafood 212 terus saja, nanti ada satu Ruko yang paling ramai dan penuh dengan kepulan asap, ya itulah Cak Gundul. Setiap kali saya melintasi Cak Gundul, tempat ini selalu ramai pengunjung, parkiran mobilnya saja sampai penuh.
Kepiting Cak Gundul aslinya berasal dari daerah Pasuruan, Jawa Timur dan sudah ada sejak tahun 1992, hhmm... sudah cukup lama juga ya. Kalau saya pergi ke Jawa Timur, rasanya harus nih nyamperin Kepiting Cak Gundul yang ada di Pasuruan. Tapi berhubung sekarang sedang berada di Jakarta, ya kita cobain saja dulu yang ada di Kelapa Gading.

Bercengkrama dengan Salju di Andorra


KOMPAS/HARYO DAMARDONO Pas de la Casa kawasan wisata ski paling timur di wilayah Andorra
 



A warning though: it may not be the same a few years from now. Greed and uncontrolled development risk spoiling the side valleys. In the last five years, its resort have invested over 50 milion euros in mountain cafes and restaurants, chair lifts and gond olas, car parks and snowmaking machines.
(Sebuah peringatan: (Andorra) mungkin tak sama lagi dalam beberapa tahun mendatang. Sifat rakus dan pembangunan yang tak terkontrol akan merusak lembah-lembah di sana. Lima tahun terakhir, ada investasi 50 juta euro untuk penginapan, kafe, warung makan, gondola, dan lapangan parkir mobil).
Itulah kalimat-kalimat provokatif dalam Buku Lonely Planet: Spain tentang Andorra pada halaman 396. Seolah-olah kalimat pengantar buku itu ingin mengatakan, bila anda tidak mengunjungi Andorra sekarang, maka penyesalan akan datang di kemudian hari.
Di Indonesia, ini mungkin paralel dengan ajakan untuk sesegera mungkin menyaksikan pasar terapung di Lok Baintan, Kalimantan Selatan. Diprovokasi oleh Mantan Kabiro Kalimantan (Alm) Syaifullah, bahwa pasar terapung di sungai itu segera menghilang dilibas oleh angkutan sepeda motor. Maka, beberapa tahun lalu, saya langsung terbang ke Banjarmasin menuju Lok Baintan.